“JANGAN SENTUH ANAKKU…, PERGIIIIIIIIII” teriak mama sambil kulihat isak
tangisnya. Dan papa pergi berlalu begitu saja meninggalkan aku dan mama. Dan
sejak saat itulah terakhir kulihat wajah papa, entah seperti apa dia sekarang
aku tak pernah tahu. Waktu itu aq masih berusia 4 tahun. Saat itu aku masih
terlalu kecil untuk mengerti mengapa mama sebegitu marahnya mengusir papa dari
rumah. Kadang aku merindukan papa sering aku menangis tapi semua sudah menjadi
kebiasaan, tanpa papa.
Sejak saat itu mama mulai bekerja lagi sebagai sales promotion girl produk
kecantikan. Itu yang membuat mama kadang jarang ada dirumah. Aku selalu bersama
nenek setiap hari nenek yang selalu mengurus semua keperluanku mulai dari sekolah
tingga tidur.
“Nek.., kenapa mama mengusir papa? Kalau mama tidak mengusir papa, papa pasti
masih disini bersama dewa?” Tanyaku disatu kesempatan. “Dewa sayang.., mama
tidak jahat, papa pergi karena papa sudah tidak sayang lagi sama mama sama
dewa, papa sudah punya mama baru buat dewa, apa dewa mau tinggal sama mama baru
dan punya adik baru?” penjelasan nenek sebenarnya membuatku masih tak mengerti
apa arti semuanya. Tapi yang aku tahu bahwa papa sudah tak menginginkan aku dan
mama lagi. Dan nenek pernah bilang bahwa mama yang baru itu jahat. Dan suka
menyiksa anaknya.
#%$&^%&)()(*)()_(_(_+(+)_*(&*^&
2tahun
sudah berlalu Hari minggu yang cerah, dan minggu itu mama libur kerja, aku
sangat bahagia dan merindukan saat – saat berdua bersama mama. Seperti biasa
saat aku dan mama libur, Mama selalu mengajakku ke kolam renang ‘biar km cepat
tinggi dewa’ itu kata mama, karena tubuhku yang kurus dan pendek mama slalu
melatihku untuk berenang.
Rame sekali hari minggu itu di water park, aku dan mama mulai beraksi bermain
air. Mataku terpaku pada gadis kecil itu lucu, cantik, dan imut.menggemaskan
sekali, sepertinya dia berusia 4 tahun tapi gaya berenangnya sudah jago. Mama
memanggilnya
“hey dek nama km siapa?”Tanya mama pada anak itu
“fanny tante” jawabnya.
Gadis kecil itu bernama fanny dia berdua juga bersama mamanya, mamanya cantik
seperti dia tentunya. Dan akhirnya aku berenang tidak hanya dengan mama ada
fanny yang bisa menjadi partner renangku tentunya. Menyenangkan sekali berenang
hari minggu itu bersama mama dan fanny.
@$^%$^&%&^*(&)(*)*_)*_)^*()
Sejak hari itu tak ku temui lagi fanny di water park, kadang aku juga merasa
kangen hahaha…, lucu rasanya anak sekecil itu bisa merasakan kangen. Mungkin
bisa disebut cinta monyet pada pandangan pertama. Dan inilah cinta pertamaku.
“Dewa….” Suara mama mengejutkanku dan membangunkan aku dari lamunan masa
laluku. Namaku Dewa Aditya kurniawan, nama kurniawan itu kata mama adalah nama
papaku Hery Kurniawan. Sekarang usiaku 20 tahun aku kuliah di Univ Teratai dan
aku sangat bersyukur karena aku mendapat bantuan dari beasiswa prestasi. Itu
yang bisa meringankan beban mama yang single parent. Entah kenapa mama belum
menikah lagi. Tapi…..
“Iya ma….” Sahutku menjawb panggilan mama
“Dewa.., kamu mau tidak punya papa lagi?” pertanyaan mama sedikit
mengagetkanku. Usia mama belum terlalu tua untuk itu 39 tahun. Aku rasa tidak
ada masalah.
“kenapa tidak ma…, dia orangnya baik kan ma?” tanyaku menyangsikan.
“tentu nak…” jawaban mama sedikit meyakinkanku.
Mamaku masih berusia 39 tahun itu karena dulu mama menikah dengan papa pada
usia 19 tahun dan di usianya yang 20 tahun sudah melahirkan aku. Mama bernama
Dewi dan hanya lulusan SMU, tapi untunglah mama bisa menjadi SPV di kosmetik
tempat mama bekerja. Itu karena masa kerja mama yang lama. Dan om Dony adalah
manager di perusahaan itu, sepertinya orangnya baik. Tapi dia btkan perjaka dia
duda dengan 1 anak berumur 25 tahun perempuan dan sudah menikah. Om dony
berusia 50 thun. Istrinya meninggal 2 tahun yang lalu karena kanker. Oke dan
semua sudah jelas dan tentu saja aku sangat merestui hub mama dan om dony.
#%^&^*&)(*_)()_*()&*^&%^&$%
Hari ini penerimaan mahasiswa baru dan aku sebagai panitia dan anggota senat
tentu saja mau tidak mau harus turut campur dalam acara – acara seperti ini.
Waktunya pemloncoan di mulai, ada salah satu Maba yang benar – benar menarik
perhatianku. Perasaan ini mengingatkanku pada 14 tahun yang lalu. Rasa
penasaran itu seperti ketika aku melihat Fany.
Aku benar – benar tertarik pada gadis itu, matanya senyumnya semuanya hanya
mengingatkanku 14 tahun silam. Ku beranikan diri mendekatinya dan perhatianku
terpusat padanya. Fany siska putri, nama yang bagus dan aku yakin inilah Fany
yang aku cari selama ini.
Hari ini hari terakhir Ospek, malam inagurasi, malam pentas seni. Dan saat
inilah ku beranikan diri untuk mengungkapkan semuanya pada fany.
%@&%#&^*#^*(@&^#(@&()&@()*)
Waktu berlalu sudah 3 tahun kujalani hariku bersama Fany dan mama sudah
menjalani kehidupan barunya bersama papa Dony. Hidupku bisa dibilang lebih
menyenangkan dan berwarna dengan kehadiran mereka ditengah – tengah perjalanan
hidupku. Dan aku telah lulus kuliah dan kini bekerja disebuah perusahaan swasta
yang lumayan besar, bisa dibilang kehidupanku sudah mapan saat ini. Dan karena
itulah aku berniat melamar Fany, dan menikahinya. Lengkaplah sudah kebahagiaanku.
Aku merasa pasti merasa orang paling bahagia didunia ini.
Malam ini adalah malam dimana aku akan melamar Fany secara resmi, aku, mama dan
papa Dony akan datang kerumah Fany untuk membicarakan acara pertunangan kami
dan lain – lain.
“trimakasih ma, pa …” ucapku ke mereka ketika dalam perjalanan ke rumah Fanny.
“trimakasih untuk apa dewa?” Tanya mama
“Tentu untuk semua kebahagiaan ini” sahutku
“Jika km bahagia kami juga pasti akan merasakan apa yang km rasakan sayang”
sahut papa bijak. Aku tersenyum ‘terimakasih tuhan atas semua karunia ini’ ucap
syukurku dalam hati.
Sampailah kami dirumah fanny, keluarga Fany pasti sudah menunggu kedatangan
kami.
“tink…..tonk” suara bel dan seseorang keluar dari balik pintu. Tante Intan mama
Fany menyambut kedatangan kami. Dan mempersilahkan duduk, Fany keluar dan
mendampingi mamanya, papa fany belum terlihat, mungkin masih didalam
mempersiapkan diri
“pa…, keluarga dewa sudah datang” panggil tante intan ke suaminya.
Om
Hery keluar sambil tersenyum melihat kami. Tapi seketika aku melihat raut
mukanya berubah sperti terkejut bukan main.
“dewi??” ku dengar om hery menyebut nama mama bahkan aku tak pernah tahu kalau
mereka saling mengenal. Pandanganku berpindah pada mama, ekspresi yang sama
kutangkap dari mama.
“Mas Hery…??” Sahut mama dengan ekspresi yang tak kalah kaget. Membuat seisi
rumah menjadi heran dan bertanya – Tanya. Siapa sebenarnya om Hery?
“pertunangan ini tidak boleh terjadi” kata mama membuat aku syok dan semakin
tak mengerti. Om Hery hanya tertunduk.
“kenapa ma? Siapa om hery ma? Ada apa ini?” Tanya ku bingung,
“Dia papa km dewa.., kalian bersaudara, 1 ayah” jawaban mama serasa
meluluhlantakan seluruh urat nadiku.
Dan ini benar – benar menyakitkan bagiku. Setelah 20 tahun aku kehilangan papa
dan kini dia berdiri dihadapanku. Yang pernah benar – benar kurindukan.
Ternyata Dia adalah ayah dari kekasihku…….. “Ya Tuhan apa sebenarnya renacnaMu
untukku?”
0 komentar:
Post a Comment