Dalam menerapkan pemikiran pemikiran
positif itu tidak mudah, butuh proses panjang dan butuh pemahaman yang mendalam
agar kita selalu bersifat positif dan optimis. Padahal kalau kita berfikir
positif dan selalu optimis akan banyak hikmah yang kita dapat dari pemikiran
tersebut. Jelaslah bahwa dalam ajaran agama pun kita di amanatkan untuk
berfikir optimis, karena ke optimisan manusia dapat membawa dampat positif bagi
manusia itu sendiri maupun orang lain. Teruslah berfikir mencoba berfikir
optimis dan mencoba berfikir optimis, ingatlah seorang tokoh India pernah berkata
“ Orang yang mau mencoba tidak akan pernah gagal.” Dan buktinya pemikiran
pemikiran positif dan optimis ini sudah di coba oleh saudara saudara kita yang
mau bangkit seperti halnya Sugeng, asal mojokerto, jawa Timur, beliau adalah
penyandang cacat yang kehilangan sebelah kakinya karena kecelakaan. Tetapi
meskipun sugeng adalah seorang yang cacat, beliau selalu berfikir optimis dan
punya keinginan untuk bisa menolong orang banyak. Selain Sugeng ada Jonet, asal
solo, jawa tengah yang kedua kakinya lumpuh mendadak sejak remaja.
Sugeng dan jonet merupakan laki laki yang
tidak mau kalah pada nasib, beliau selalu berfikir optimis dan akan bangkit
dari kegagalan. Beliau selalu berfikir kalau hidup hanyalah sebuah permainan,
tergantung bagaimana kita untuk menjungkalkan kelemahan jiwa jauh jauh dari
jurang, lalu tampil sebagai pemenang yang menarik perhatian banyak orang.
Akhirnya jonet masuk pusat rehabilitasi, disana beliau belajar menjahit. Karena
beliau yakin dengan menjahit beliau bisa mencari uang. Dengan kegigihan
menyakini keterampilan menjahitnya kahirnya jonet dia direkrut oleh perusahaan
garmen. Setalh dua tahun bekerja, jonet gelisah memikirkan rekan rekannya di
pusat rehabilitasi, dan akhirnya jonet berhenti di perusahaan garmen tersebut
dan dia mendirikan perusahaan garmen kecil dengan merekrut rekan rekannya di
pusat rehabilitasi. Memang sangat mulia tujuan jonet, dia tidak mementingkan
diri sendiri tetapi juga rekan rekannya.
Timbul lagi dorongan pada sugeng untuk
lebih mengubah keadaan, karena ingin berjalan kaki dan mengendarai sepeda motor
, sugeng kembali membuat kaki pals utuk dirinya agar beliau mengabulkan
keinginannya. Dan sugeng pun sukses membuat kaki palsunya. Bahkan banyak yang
tertarik terhadap kaki palsu yang dibuat oleh sugeng.
Banyak pasien penyandang cacat meminta
bantuan sugeng untuk membuat kaki palsunya, dan sugeng pun menerima apa yang
diminta pasien dan uniknya sugeng tidak meinta imbalan apapun atas jasa nya di
lakukannya, hanya saja sugeng meminta kepada pasien tersebut untuk menyediakan
bahannya sendiri dan sugeng yang membuatnya. Hal itu banyak mendapatkan
perhatian dari kalangan masyarakat, dan akhirnya sugeng membuat bengkel kecil
kecilan dan sebagian pasien menawarkan diri untuk bekerja di bengkel sugeng dan
sugeng dengan kelapangan dad`nya menerima dan menulanarkan keterampilannya
membuat kaki palsu kepada orang orang cacat yang masih menganggur termasuk
kepada orang orang normal yang membutuhkan pekerjaan. Begitu gigihnya usaha
yang dikerjakan sugeng dan jonet meskipun beliau cacat fisik tetapi beliau
masih bisa semangat dan optimis untuk menatap masa depannya hingga menarik
perhatian masyarakat. Kiprahnya sugeng dan Jonet akhirnya mendapatkan apresiasi
sebagai sang Inspirator” semangat hidup pantang menyerah”. Keduanya terpilih
menjadi bintang iklan produk jamu bersama Mbah Maridjan yang menjadi Juru Kunci
Gunung Merapi.
Kalau seseorang mau bersikap optimis dan
mau bangkit dengan semangat pasti akan berhasil menghadapi realita di dunia
ini, kemauan yang kuatlah yang mengantarkan kita dalam kesuksesan seperti
halnya sugeng dan Jonet. Tak hanya sugeng dan Junoet yang mau berusaha dalam
menghadapi kehidupan yang panas ini tetapi ada juga si Wanhar Umar belum genap
usia 15 tahun dia sudah menjadi seorang guru demi memajukan pendidikan di
kampung halamannya. Padahal Wanhar hanya laki laki berusia 15 tahun dan hanya
mengeyam pendidikan terakhir Sekolah Dasar. Banyak orang bertanya seorang anak
lulusan sekolah dasar sudah bisa menjadi guru, tetapi Wanhar berpendapat
keadaanlah yang membuat wanhar seperti itu.
Awal mulanya ketika satu satunya guru
sekali merangkap menjadi kepala sekolah di SD kampung halamannya di daerah
sumatera selatan, memasuki masa pansiun. Sang guru pun lantas menunjuk Wanhar
untuk menggantikan posisinya, “ Sebab tak ada warga di desa kami yang berminat
jadi Guru,” kata Wanhar. Lantas Wanhar mungkin guru paling muda dalam sejarah
pendidikan di Indonesia ini. Dengan segala keterbatasan yang ada dia mengajar
murid muridnya yang notabene adik kelasnya sendiri. Tetapi dengan segala
keterbatasan wanhar, dia tetap Optimis dan yakin bisa membawa pendidikan di
daerahnya menjadi pendidikan yang lebih baek dan lebih berkembang di dunia
Pendidikan di Indonesia.
Selain menjadi Guru Wanhar juga menambah
penghasilannya dengan sebagai buruh karet. Wanhar tidak pernah sifat pesimis
dalam menghadapi realita yang pahit ini, tetapi dia selalu optimis dan penuh
semangat dalam menghadapi kekurangan yang ada pada dirinya. Sungguh mulia tugas
wanhar sebagai pendidik. Apapun dia jalani asalkan halal baginya. Tidak dibayar
pun dia ikhlas demi tercapainya pendidikan yang sukses di kampung halamannya.
Tidak mudah untuk menjadi Pribadi seperti Sugeng, Jonet dan Wanhar. Tetapi
semua bisa mempunyai semangat seperti beliau. Tidak ada yang tidak mungkin di
dunia ini selama mereka mau berusaha dan pantang menyerah.
Hai orang orang yang beriman!
Bertawakkallah kepada Allah. Hendaknya setiap orang memerhatikan apa yang telah
dilakuannya sebagai persediaan untuk hari esok. Bertakwalah kepada Allah. Sungguh
Allah mengetahui apa yang kamu lakukan.
( Q.S. Al- Hasyr ( 59) : 18 )
Oleh
Dimas Riskyanto
0 komentar:
Post a Comment