KURIKULUM BERORIENTASI EKOLOGIS

Thursday, June 21, 2012

KERUSAKAN dan kehancuran ekologis di Planet Bumi kini membahayakan kehidupan umat manusia. Udara yang polutif oleh emisi karbon dioksida, air yang tercemar oleh limbah beracun, dan tanah rusak oleh pertambangan yang eksesif, secara keseluruhan membentuk drama kehancuran ekologis. Tanpa ada upaya sungguh-sungguh mencegah kehancuran ekologis, maka umat manusia sedang dalam hitungan mundur menuju kepunahannya. Tragisnya, kehancuran ekologis itu merupakan akibat dari ulah manusia. Sehingga kemudian mendesak terbentuknya kesadaran baru melalui proses pendidikan dengan kurikulum yang sepenuhnya berorientasi ekologis.
Pada kurikulum berorientasi ekologis, ada enam isu besar yang niscaya diadopsi sebagai substansi, yaitu: (1) Jaringan Alam Semesta, (2) Siklus Kehidupan, (3) Energi Matahari dan Tumbuhan, (4) Kemitraan, Kerja Sama, dan Persaudaraan, (5) Keanekaragaman Hayati, dan (6) Keseimbangan Dinamis.
Dengan isu-isu besar semacam itu, maka kurikulum harus berwatak keilmuan interdisipliner. Pemecahan masalah kerusakan ekologis menjadi urusan seluruh disiplin ilmu. Sehingga tak relevan lagi pemisahan dan pemilahan secara rigid satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lainnya. Kurikulum berorientasi ekologis adalah kurikulum yang memosisikan seluruh disiplin ilmu saling sambung menyambung satu sama lain.
Dalam kaitannya dengan isu "Jaringan Alam Semesta", kurikulun berhikmat pada kesadaran bahwa alam semesta merupakan jaringan yang saling kait-mengait. Batas-batas sistem bukan pemisah, tapi hanya pembeda identitas. Berkenaan dengan isu "Siklus Kehidupan", kurikulum mengembangkan pemahaman yang utuh terhadap keberadaan organisme mahluk hidup. Bahwa, seluruh organisme mahluk hidup di alam semesta saling bergantung satu sama lain, serta saling bertukar energi satu sama lain. Dengan isu "Energi Matahari dan Tumbuhan", kurikulum berbicara tentang makna penting proses fotosintesis yang mengubah energi matahari menjadi energi kimiawi untuk hidupnya tumbuhan atau tanaman, sehingga jangan ada penghalang terhadap proses fotosintesis.
 
Oleh : Ambo Dalle

0 komentar:

Post a Comment