KERUSAKAN dan kehancuran ekologis di Planet
Bumi kini membahayakan kehidupan umat manusia. Udara yang polutif oleh emisi
karbon dioksida, air yang tercemar oleh limbah beracun, dan tanah rusak oleh
pertambangan yang eksesif, secara keseluruhan membentuk drama kehancuran
ekologis. Tanpa ada upaya sungguh-sungguh mencegah kehancuran ekologis, maka
umat manusia sedang dalam hitungan mundur menuju kepunahannya. Tragisnya,
kehancuran ekologis itu merupakan akibat dari ulah manusia. Sehingga kemudian
mendesak terbentuknya kesadaran baru melalui proses pendidikan dengan kurikulum
yang sepenuhnya berorientasi ekologis.
Pada kurikulum berorientasi ekologis, ada
enam isu besar yang niscaya diadopsi sebagai substansi, yaitu: (1) Jaringan
Alam Semesta, (2) Siklus Kehidupan, (3) Energi Matahari dan Tumbuhan, (4)
Kemitraan, Kerja Sama, dan Persaudaraan, (5) Keanekaragaman Hayati, dan (6)
Keseimbangan Dinamis.
Dengan isu-isu besar semacam itu, maka
kurikulum harus berwatak keilmuan interdisipliner. Pemecahan masalah kerusakan
ekologis menjadi urusan seluruh disiplin ilmu. Sehingga tak relevan lagi
pemisahan dan pemilahan secara rigid satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu
lainnya. Kurikulum berorientasi ekologis adalah kurikulum yang memosisikan
seluruh disiplin ilmu saling sambung menyambung satu sama lain.
Dalam kaitannya dengan isu "Jaringan
Alam Semesta", kurikulun berhikmat pada kesadaran bahwa alam semesta
merupakan jaringan yang saling kait-mengait. Batas-batas sistem bukan pemisah,
tapi hanya pembeda identitas. Berkenaan dengan isu "Siklus
Kehidupan", kurikulum mengembangkan pemahaman yang utuh terhadap
keberadaan organisme mahluk hidup. Bahwa, seluruh organisme mahluk hidup di
alam semesta saling bergantung satu sama lain, serta saling bertukar energi
satu sama lain. Dengan isu "Energi Matahari dan Tumbuhan", kurikulum
berbicara tentang makna penting proses fotosintesis yang mengubah energi
matahari menjadi energi kimiawi untuk hidupnya tumbuhan atau tanaman, sehingga
jangan ada penghalang terhadap proses fotosintesis.
Oleh
: Ambo Dalle
0 komentar:
Post a Comment