KELINDAN KATA BERCERITA

Thursday, June 21, 2012


Oleh: Bayu Rhamadani W, Wawat Smart, Fi Nofriani, Rifka Fatmawati, dkk
Menyulam kabut sang fajar
Menyapa senyum mentari di balik awan
Binar-binar impian sedang dimulai dalam nyala
Merentas dalam tiang-tiang cahaya
Namun, kenapa aku mulai gamang?
Harusnya rasa senang yang datang
Apakah ini semua nyata atau retorika semata?
Ah, desahnya lagi-lagi...
Sepertinya sang jejak sedang mencari bayangan
Dalam kelinglungan yang hendak menyapanya kemudian
Entah kegamangan menuai asaku pagi ini
Ada sejuta pertanyaan di balik cakrawala hari
Pintaku sederhana saja
Berikan semua yang kau punya
Hingga nanti pertanyaan ini
‘kan terjawab dengan sendirinya
Kini aku harus menjaga asa
yang masih kugenggam dengan geraham
Dalam diam, dalam keheningan yang tersulam
Ketika gamang itu datang menyapa
Lelah dan penat menestapai sukma
Ibu, sesak napasku menahan sakitnya
Namun, ialah dunia penuh cerita
Agar rangkaian akhirat kelak terbentuk indah
Dunia . . .
Lagi-lagi soal dunia
Tapi, aku tak bisa salahkan dunia
Aku saja yang bodoh tak bisa memaknainya
Sang Maha Karya t'lah menciptakan dunia
Sesuai proporsi bukan persepsi
Aku telah hidup dalam balutan persepsi yang salah
Membuatku semakin lupa
bahwa dunia hanya pijakan sementara
Ada yang lebih abadi menanti di sana
Saat nafas tak lagi berhembus sempurna
Coba hitung panjang umur di dunia
Bandingkan di akhirat kelak
Adakah amal untuk keduanya telah proporsional?
Hei... apa yang kau lakukan?
Kau hitung amal perbuatan
seperti pedagang di pasar ikan
Bukan… Bukan dengan kalkulator dunia, kawan
Ketika dunia berhijrah menjadi cerita
Ia bagai noktah elektron yang menggeliat
Mendayu lembut menegur iman
Dunia ini hanya jembatan, Kawan
Sebuah buhul seberangan akhirat
Allah, jemputlah kami dalam keridhaan
Sahabat, inilah kelindan kata bercerita

1 komentar:

wawat_smart said...

baru baca puisi ini (y)

Post a Comment